Kamis, 08 Mei 2014

3 Jam di Jogyakarta

Siang itu, 12 Desember 2012 aku sendiri berjalan menyusuri Jl. Dagen. Bapak-bapak tukang becak silih berganti menawarkan jasanya. Aku hanya tersenyum membalas keramahan mereka. Tiba diujung jalan, boulevard Malioboro menyambut. Menoleh kiri kanan kudapati seorang bapak tukang becak tengah sibuk menyalakan rokok kreteknya. "Bade tindak pundi, Pak ?" sapanya setelah rokoknya mengepul.
"Bisa ngantar saya ke stasiun Tugu ?" Bapak itu tersenyum lebar."Monggo, saya antar. Atau mungkin mau diantar juga ke keraton, pasar Beringharjo ?". Aku mengangguk.
Parlahan becak itu mulai membawa kami berkeliling di pusat kota Jogya ini. Kamera aku keluarkan dari dalam tas, dan mulai bidik sana sini. Bapak tukang becak yang ternyata berasal dari Sukoharjo itu dengan semangat bercerita soal keberpihakan Kanjeng Sinuwun Sultan terhadap mereka orang-orang kecil, pedagang kaki lima, tukang becak, pengrajin souvenir dan para seniman lokal. Hingga tak terasa kami sudah 2 jam berkeliling. Aku meloncat turun saat becak itu berhenti tepat di depan benteng Vredeburg. Ingatanku sontak terbawa ke tahun 1991, saat aku nonton MTQ di alun-alun dan pameran lukisan di benteng peninggalan kolonial ini. Kamera kembali kusetting ulang karena awan tebal mulai membalut matahari. Pedagang akik, lapak kaset-kaset bekas, penjual barang antik tak luput dari bidikanku. Termasuk mbah putri penjual jamu parutan. Sekilas teringat lagunya KLa, "...ada setangkup haru dalam rindu". Ah, andai saja waktu dapat diputar kembali...

Toegoe


Kantor Pos Besar


Perlintasan depan stasiun Tugu


Toekang becak, telaten mengejar harapan yang kian terpinggirkan


Pilar-pilar budaya


From Kasongan with love


Bakoel Akik, yang ternyata adalah warga Pamekasan Madura


Siang seberang istana, kontrasmu biru


Jam kuno depan benteng Vredeburg


Untuk yang suka nuansa musik dalam balutan romantisme lawas


KLa 'kedua' Project, yang satu ini terdedikasi khusus untuk sahabatku Joko Pitoyo dan almarhum Agus 'Sukro' Mujiono


Cuma 2 buah kaos yang bisa terbeli buat oleh-oleh


Mbah Putri di pasar Pakel. Jamu kunir asem dalam cangkir batoknya, suumprit segeerr banget





Photo Captured and Edited by
Yunz MH

Gear : Panasonic Lumix DMC FZ-30